Ketahuilah wahai para pemuda, sesungguhnya anda diciptakan untuk
suatu urusan yang maha penting, tujuan yang luhur, yang untuk tujuan itulah
Allah menciptakan dunia dan seisinya, mengutus
para rasul dan menurunkan kitab-kitab untuk
menyeru kepadanya. Tujuan tersebut adalah beribadah
kepada Allah Ta'ala tanpa menyekutukan dengan suatu apapun.
Ibadah
inilah yang merupakan hakikat dinul Islam.
Itulah millah (jalan)nya bapak kita Ibrahim, yang barangsiapa membencinya
berarti berlaku bodoh terhadap dirinya sendiri,
termasuk golongan orang-orang yang sesat dan binasa. Perkara ini pula yang
menjadi wasiat para Nabi sebagian bagi sebagian
yang lain, sebagaiman firman Allah:
وَمَن
يَرْغَبُ عَن مِّلَّةِ إِبْرَاهِيمَ إِلاَّ مَن سَفِهَ نَفْسَهُ وَلَقَدِ
اصْطَفَيْنَاهُ فِي الدُّنْيَا وَإِنَّهُ فِي الآخِرَةِ لَمِنَ الصَّالِحِينَ.
إِذْ قَالَ لَهُ رَبُّهُ أَسْلِمْ قَالَ أَسْلَمْتُ لِرَبِّ الْعَالَمِينَ.
وَوَصَّى بِهَا إِبْرَاهِيمُ بَنِيهِ وَيَعْقُوبُ يَا بَنِيَّ إِنَّ اللّهَ اصْطَفَى
لَكُمُ الدِّينَ فَلاَ تَمُوتُنَّ إَلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ. أَمْ كُنتُمْ
شُهَدَاء إِذْ حَضَرَ يَعْقُوبَ الْمَوْتُ إِذْ قَالَ لِبَنِيهِ مَا تَعْبُدُونَ
مِن بَعْدِي قَالُواْ نَعْبُدُ إِلَـهَكَ وَإِلَـهَ آبَائِكَ إِبْرَاهِيمَ
وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ إِلَـهاً وَاحِداً وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ
Dan tidak ada yang benci kepada agama Ibrahim, melainkan orang yang memperbodoh dirinya
sendiri dan sungguh Kami telah memilihnya di dunia dan sesungguhnya dia di
akherat benar-benar termasuk orang-orang yang shaleh. Ketika Rabbnya berfirman
kepadanya "tunduk patuhlah!" Ibrahim menjawab, "Aku tunduk patuh
kepada Rabb semesta alam." Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada
anak-anaknya, demikian pula Ya'kub (Ibrahim berkata): "Hai anak-anakku
sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati
kecuali dalam keadaan memeluk agama Islam." Adakah kamu hadir ketika
Ya'kub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya:
"Apa yang kamu sembah sepeninggalku?" Mereka menjawab: "Kami
menyembah Rabbmu dan Rabb nenek moyangmu Ibrahim, Isma'il dan Ishaq, (yaitu)
Ilah Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya." (QS
Al-Baqarah: 130-133)
Maka
setiap kali seseorang meninggalkan urusan yang menjadi tujuan penciptaannya
yang menjadi jaminan kebahagiaan, keberuntungan dan kesuksesan dunia dan akhiratnya, lalu menyibukkan diri dengan urusan selainnya yang justru akan mendatangkan kebinasaan, kesengsaraan dan kerugiannya, maka dia adalah orang yang paling hina di antara yang hina, paling dungu di antara yang dungu.
Wahai pemuda, ibadah di dalam Islam
memiliki pengertian yang luas, tidak benar jika diartikan sebatas pada shalat,
sahum, zakat, haji dan syi'ar-syi'ar ta'abudiyah selainnya saja. Bahkan ibadah
di dalam Islam adalah suatu manhaj yang saling melengkapi, menjadikan kemudahan
kehidupan dalam seluruh aspeknya, sesuai dengan kehendak Allah عزّوجلّ. Sebagian ulama memberikan definisi ibadah,
yakni "kata yang mencakup seluruh apa-apa yang dicintai dan diridhai oleh
Allah, baik perkataan ataupun perbuatan, yang zhahir maupun yang bathin."
Sehingga sudah selayaknya seluruh aspek kehidupan itu terikat
pada tujuan untuk merealisasikan ibadah kepada Allah Ta'ala. Bahkan sudah menjadikan
setiap marhalah (fase) kehidupan ini seluruhnya adalah ibadah, hingga kematian
adalah merupakan bentuk ibadah kepada Allah عزّوجلّ, sebagaimana
firman Allah:
قُلْ إِنَّ
صَلاَتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ. لاَ
شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَاْ أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ
"Katakanlah:
"Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah,
Rabb semesta alam, tiada sekutu bagi-Nya dan demikian itulah yang diprintahkan
kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada
Allah)." (QS Al-An'am: 162-163)
Ketahuilah wahai saudaraku yang aku
cintai, kebutuhan kita untuk beribadah kepada Allah lebih mendesak daripada
kebutuhan kita terhadap makanan, minuman dan udara. Karena, makanan, minuman
dan udara berfungsi untuk melestarikan badan, sedangkan ibadah berfungsi untuk
menegakkan ruh dan badan sekaligus. Oleh karena itulah ibadah merupakan
aktivitas seluruh makhluk yang ada, baik benda mati, hewan maupun tumbuh-tumbuhan,
baik yang kita saksikan maupun sesuatu yang tak dapat kita saksikan. Allah
berfirman:
وَإِن مِّن شَيْءٍ إِلاَّ يُسَبِّحُ بِحَمْدَهِ وَلَـكِن لاَّ
تَفْقَهُونَ تَسْبِيحَهُمْ
"Dan tak satupun melainkan
bertasbih dengan me-muji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih
mereka." (QS Al-Isra': 44)
أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يَسْجُدُ لَهُ مَن فِي السَّمَاوَاتِ
وَمَن فِي الْأَرْضِ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ وَالنُّجُومُ وَالْجِبَالُ
وَالشَّجَرُ وَالدَّوَابُّ وَكَثِيرٌ مِّنَ النَّاسِ وَكَثِيرٌ حَقَّ عَلَيْهِ
الْعَذَابُ
"Apakah kamu tiada mengetahui,
bahwa kepada Allah bersujud apa saja yang ada di langit dan di bumi, matahari,
bulan, bitang, gunung, pohon-pohonan, binatangbintang yang melata dan sebagian
besar daripada manusia? Dan banyak di antara manusia yang telah ditetapkan azab
atasnya." (QS Al-Hajj: 18)
Maka siapapun yang meninggalkan
ibadah kepada Allah Ta'ala dan menolak bersujud kepada-Nya maka Allah akan
menghinakanny memburukkan keadaannya dan tidak menghendaki kebaikan atasnya.
Dan Allah Ta'ala mewajibkan kita
untuk beribadah bukanlah demi mendatangkan manfaat bagi-Nya, karena Dia
Subhanahu Maha Kaya dari seluruh alam, sebagaimana firman Allah:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ. مَا
أُرِيدُ مِنْهُم مِّن رِّزْقٍ وَمَا أُرِيدُ أَن يُطْعِمُونِ. إِنَّ
اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ
"Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka menyembah-Ku Aku tidak menghendaki rezki sedikitpun dari mereka dan Aku
Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi Aku makan. Sesungguhnya Allah
Dialah Maha Pemberi rezki Yang Mempunyai Kekuatan lagi sangat kokoh." (QS
Adz-Dzariyat: 56-58)
Akan tetapi Allah Ta'ala
membebankan ibadah kepada kita adalah untuk membersihkan dan men-sucikan kita
serta menghilangkan penyakit hati dan syahwat hawa nafsu. Allah berfirman:
خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِم بِهَا
وَصَلِّ عَلَيْهِمْ إِنَّ صَلاَتَكَ سَكَنٌ لَّهُمْ
"Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka dan mendo'alah untuk mereka, sesungguhnya
do'a kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka." (QS At-Taubah: 103)
Segala bentuk ibadah tidak diterima
kecuali jika terpenuhi dua syarat, yakni ikhlas dan mutaba'ah (mengikuti) nabi صلي الله عليه وسلم. Allah Ta'ala
berfirman:
فَمَن كَانَ يَرْجُو لِقَاء رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلاً صَالِحاً
وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَداً
"Barangsiapa mengharap
perjumpaan dengan Rabb-nya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan
janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadah kepada Rabbnya. "(QS Al-Kahfi: 110)
Nabi صلي
الله عليه وسلم bersabda:
مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
"Barangsiapa yang beramal
dengan suatu amal yang tidak ada perintah dari kami, maka tertolak." (HR Muslim)
Demikian nyata pengaruh niat,
begitu pula niat akan menjadikan kebiasaan-kebiasaan umum bernilai ibadah.
Aktivitas seseorang berupa makan, minum, tidur, memakai pakaian adalah berupa
kebiasaan-kebiasaan, akan tetapi jika orang yang mengerjakannya memiliki
komitmen bahwa dengannya dia bertujuan untuk mendukung ketaatannya kepada Allah
dan menampakkan nikmat-Nya atas dirinya, niscaya dia akan mendapatkan pahala
karenanya.
Tidak
diragukan lagi bahwa beribadah kepada Allah Ta'ala adalah ibadah yang paling
terhormat, paling suci, paling luhur dan paling tinggi. Sedangkan beribadah kepada selain-Nya adalah kesyirikan,
kesesatan dan kerugian di dunia dan akhirat.
Wahai
pemuda, maksud beribadah kepada selain Allah tidak hanya terbatas pada tindakan
menyembah berhala, thawaf di kuburan, memohon kepada penghuninya, menyembelih
untuk selain Allah maupun istighatsah kepada selain Allah dalam hal yang tidak
dimampui melainkan oleh Allah. Semua itu memang termasuk macam-macam beribadah
kepada selain Allah. Namun lebih dari itu, karena ibadah mengandung unsur
puncak kecintaan dan puncak menghinakan diri. maka barangsiapa yang mencintai
sesuatu setara dengan cintanya kepada Allah dan menghinakan diri kepadanya,
berarti dia telah beribadah kepada selain Allah, baik sesuatu itu berupa batu,
berhala, manusia, kuburan, wali, pemahaman, madzhab, harta, dunia, wanita,
hawa nafsu, syetan atau selainnya yang mana manusia menyerahkan (pasrah)
dirinya dan beribadah mengabdi kepadanya.
Imam Ibnu Al-Qayyim berkata, "inti kesyirikan kepada Allah
adalah syirik dalam mahabbah (kecintaan), sebagaimana firman Allah:
وَمِنَ
النَّاسِ مَن يَتَّخِذُ مِن دُونِ اللّهِ أَندَاداً يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللّهِ
وَالَّذِينَ آمَنُواْ أَشَدُّ حُبّاً لِّلّهِ
"Dan antara manusia ada orang-orang yang menyembah
tandingan-tandingan selain Allah, mereka mencintainya sebagaimana mencintai
Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah."
(QS Al-Baqarah: 165)
Maka Allah Subhanah mengabarkan bahwa di antara manusia ada yang
menyekutukan-Nya, dia menjadikan tandingan selain Allah, mencintainya sebagaimana
mencintai Allah. Maksudnya, bahwa hakikat ibadah tidak terwujud jika disertai
kesyirikan kepada Allah dalam mahabbah (kecintaan), berbeda halnya dengan cinta
kepada Allah yang merupakan konsekuensi dari ibadah kepada-Nya.
Bentuk mahabbah yang paling agung
dan terpuji adalah mencintai Allah semata dan mencintai apa yang Dia cintai.
Inilah akar kebahagiaan dan intinya. Tiada seorangpun yang selamat dari adzab
melainkan dengannya. Nabi صلي الله عليه وسلم bersabda:
ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ بِهِنَّ وَجَدَ بِهِنَّ حَلَاوَةَ
الْإِيمَانِ أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا
وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلَّا لِلَّهِ وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ
يَعُودَ فِي الْكُفْرِ بَعَدَ أَنْقَذَهُ اللهُ مِنْهُ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ
يُقْذَفَ فِي النَّارِ
"Tiga perkara apabila ada pada seseorang berarti dia telah merasakan
manisnya iman, (yaitu) apabila Allah dan Rasul-Nya lebih dicintai dari selain
keduanya, seseorang yang tidak mencintai melainkan karena Allah dan benci
kembali kepada kekafiran setelah Allah menyelamatkan darinya sebagaimana
bencinya jika dirinya dilempar ke dalam neraka." (Muttafaq 'alaih)
Adapun cinta yang paling parah
celanya adalah mahabbah ma'allah, yakni seseorang yang menye-tarakan
rasa cintanya kepada Allah dengan tandingan selain Allah. Kecintaan ini
merupakan inti kesengsaraan dan biangnya. Orang yang melakukannya berada di
neraka dan diadzab di jahannam, wal 'iyadzu billah.
Kebanyakan pemuda teracuni dengan
berbagai macam cinta yang tercela, di antaranya adalah:
1.
Gandrung
terhadap wanita dan gadis serta terfitnah oleh godaannya dan bergaul dengan
mereka dalam kemaksiatan.
2.
Cenderung
mencintai remaja, bergaul dan memandang mereka dengan syahwat.
3.
Mengidolakan
para selebritis yang termasuk kategori orang-orang yang membuat kerusakan dan
banci, serta latah mengikuti mereka dan menjadikan mereka sebagai teladan dan
tokoh idola.
4.
Mencintai
orang-orang kafir, mengagungkan mereka, meniru mereka dan berpartisipasi dalam
merayakan hari raya mereka.
5.
Menyukai
hal-hal haram dengan berbagai macam ragamnya serta asyik melakukanya. Terutama
minuman keras, ganja, rokok, zina, homo dan selainnya yang kebanyakan pemuda
telah terjerumus ke dalamnya.
Setelah paparan sekilas tentang
hakikat ibadah dan mahabbah serta kemungkinan-kemungkinan penyimpangan yang
terjadi berkaitan dengannya, memungkinkan bagi anda untuk bertanya kepada
diri sendiri, siapakah yang Anda cintai? Benarkah Anda hanya mencintai Allah
semata? Jika Anda menjawab, "ya", maka tanyakanlah kepada dirimu
sendiri, apa bukti kecintaanmu kepada-Nya? Sudahkah engkau mencintai karena
Allah dan benci karena Allah? Berwala' karena Allah dan bermusuhan karena
Allah? Sudahkah Anda mencintai apa-apa yang dicintai oleh Allah dan membenci
apa-apa yang dibenci oleh-Nya? Mencintai orang yang dicintai Allah dan membenci
siapapun yang dibenci oleh-Nya?
Jika seluruh pertanyaan tersebut
anda jawab dengan "ya" -saya berharap
mudah-mudahan hal itu benar- maka sudah selayaknya saya bertanya: jika setiap
pemuda memiliki sifat ubudiyah dan mahabbah
yang sempurna kepada Allah semacam ini, lalu mengapa kita melihat kebanyakan
pemuda benci terhadap ketaatan dan lari darinya?
Mengapa kami melihat banyak di antara pemuda yang meninggalkan
[sholat] padahal ia merupakan tiang agama dan pondasinya?
Mengapa hobi kebanyakan pemuda adalah hal-hal yang haram, menerima
dan senantiasa cenderung kepadanya, kepuasan mereka adalah ketika bisa mengerjakannya, kesedihan mereka adalah kehilangan kesempatan untuk
bermaksiat?
Bukankah khamr, ganja, rokok, minuman-minuman keras, musik, film-film porno, zina, homoseks, memperolok-olok
agama dan orang yang komitmen dengannya merupakan perbuatan haram yang umum
dilakukan oleh para pemuda?
Bukankah
hal-hal tersebut menyelisihi kecintaan kepada Allah سبحانه
و تعالي dan cinta karena Allah? Bukankah
ini merupakan bentuk syirik kepada Allah dalam mahabbah?
Bagaimana anda mencintai Allah
sedang malam dan siang engkau menantang-Nya untuk berperang?
Bagaimana anda mencintai Allah
sedang berulang-ulang engkau mengundang kemurkaan-Nya dan mendurhakai-Nya?
Bagaimana anda mengaku cinta kepada Allah, sedang jalan menuju
masjidpun engkau tak mengetahuinya?
Bagaimana engkau mengaku mencintai
Allah padahal engkau mencintai musuh-musuh-Nya, membanggakan mereka, meniru,
dan berangan-angan jika engkau bisa seperti mereka?
Bagaimana engkau mengaku mencintai
Allah sedangkan engkau berlaku sombong terhadap wali-wali Allah (mukminin),
menghinakan dan melecehkan mereka?
Bagaimana engkau mengaku mencintai Allah sedangkan engkau
menyelisihi Rasulullah صلي الله عليه وسلم secara dhahir dan bathin? Padahal Allah Ta'ala berfirman:
قُلْ إِن
كُنتُمْ تُحِبُّونَ اللّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ
ذُنُوبَكُمْ
"Katakanlah: "Jika kamu
(benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan
mengampuni dosa-dosamu." (QS
Ali Imran 31)
Dimanakah bukti ittiba'mu kepada
Rasulullah صلي الله عليه وسلم wahai anda yang mengaku cinta kepada Allah Ta'ala?
Engkau membangkang kepada-Nya
Lalu mengaku bahwa engkau cinta
Inilah pengakuan yang nyata dustanya
Jika benar engkau mencintai-Nya
Tentulah engkau mentaati-Nya
Karena seseorang akan taat kepada kekasihnya
Keputusan inilah yang kami tunggu-tunggu sejak lama wahai pemuda.
Kami berangan-angan, kalau saja keputusan telah kau ambil sebelum ini. Keputusan yang cepat tanpa menunda. Maka ambillah keputusan sekarang juga..tunduklah hanya kepada Allah
saja sekarang juga..bertaubatlah kepada Rabbmu sekarang juga..,bermuhasabahlah
terhadap dirimu sekarang juga...ubahlah jalan hidupmu sekarang juga..
.bersihkan dirimu dari peribadatan kepada selain Allah
sekarang juga..jauhi syahwat yang diharamkan sekarang juga..ikhlaslah untuk
Allah sekarang juga...ikutilah sunnah nabimu sekarang juga juga...perangilah
hawa nafsu dan syetan sekarang juga..tinggalkan teman-teman bejatmu sekarang juga...sahutlah adzan dan makmurkan masjid Allah sekarang juga...anggaplah serius perkara yang
haram sekarang juga...jagalah kedua mata, penglihatan, telinga dan hatimu dari
segala yang haram mulai sekarang juga.
Jika nantinya anda terjerumus ke dalam kemaksiatan dan perkara yang haram, maka janganlah anda berputus asa.
Akan tetapi perbaharuilah taubatmu
dan mulailah dengan lembaran hidup yang baru.
Janganlah engkau menyerah kepada ajakan hawa nafsu dan syahwat, paksalah
nafsumu dan giringlah ia menuju ketaatan kepada Allah. Ingatkanlah jiwamu akan buruknya akibat dosa dan maksiat. Layangkan pandanganmu kepada ketinggian derajat pemuda yang taat sebagaimana yang disebutkan oleh Nabi صلي الله عليه وسلم tentang jaminan yang diberikan
kepada tujuh golongan yang akan dinaungi Allah di hari yang tiada naungan
kecuali naungan-Nya (di antaranya adalah)...”pemuda yang rajin beribadah kepada Allah" (Muttafaq
alaih)
Ingatkan juga kepada jiwamu tentang kisah Nabiyullah Yusuf عليه السلام, bagaimana
beliau memohon penjagaan kepada Allah dan memerangi hawa nafsu serta merasakan
kedekatan Rabbnya. Allah mengangkat martabat beliau dan
memuliakannya pada tingkat kemuliaan tertinggi, dan tanyakanlah kepada jiwamu, "apa jadinya andai saja beliau mengikuti hawa
nafsu dan tunduk pada rayuan syetan?
Aku
memohon kepada Allah untukku dan untukmu
agar senantiasa mendapat- hidayah dan taufik, shalawat dan salam semoga
terlimpah atas nabi kita Muhammad, keluarganya dan para sahabatnya.