Musyrif Sejati Berdakwah Dengan Sentuhan Hati

Minggu, 21 Februari 2016

EVALUASI KURIKULUM

,

1.    PENGANTAR
Pembahasan mengenai evaluasi kurikulum tidak terlepas dari beberapa istilah yang senada bahkan sering dipertukarkan maknanya, yaitu evaluasi, penilaian, pengukuran dan tes. Apakah sama keempat istilah tersebut? Dilihat dari padanan kata, evaluasi berasal dari bahasa Inggris yakni “evaluation” sedangkan penilaiaan disebut juga “assessment”, pengukuran adalah “measurement” sedangkan tes disebut “test”.
Tes adalah alat pengumpulan data yang dirancang secara khusus. Ahmann danGlock menyatakan bahwa pengukuran adalah proses yang bertujuan untuk menetapkan kualifikasi yang sesuai dengan tingkatan yang telah dicapai oleh peserta didik. Untuk dapat mengadakan penilaian terlebih dahulu mengadakan pengukuran. Mengkur dan menilai ini merupakan kegiatan evaluasi.
2.    PENGERTIAAN EVALUASI KURIKULUM
Kurikulum merupakan bagian dari pendidikan dalam lingkup yang luas. Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Mengevaluasi keberhasilan sebuah pendidikan berarti juga mengevaluasi kurikulumnya. Hal ini berarti bahwa evaluasi kurikulum merupakan bagian dari evaluasi pendidikan, yaitu memusatkan perhatiannya pada program-program untuk peserta didik. Kurikulum sebagai program kerja perlu dievaluasi sebagai bahan balikan dan penyempurnaan sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat, anak didik serta perkmbangan ilmu dan teknologi. Hasil evaluasi kurikulum bermanfaat bagipenentu kebijakan dalam menentukan keputusan untuk melakukan perbaikan ataupun perubahan kurkulum.
Evaluasi  merupakan bagian penting dalam proses pengembangan kurikulum, baik dalam pembuatan kurikulum baru, memperbaiki kurikulum yang ada atau menyempurnakannya. Sebelum suatu kurikulum diberlakukan secara nasional, diperlukan adanya fase pengembangan di mana kurikulum yang baru tersebut dirancang dengan cermat dan diujicobakan dalam lingkungan terbatas, sebelum akhirnya diputuskan untuk disebaluaskan ke semua lembaga pendidikan. Ada juga yag menyebut fase ini sebagai fase perintisan (pilot study).
Dengan demikian apa yang dimaksud dengan evaluasi kurikulum itu? Menurut  Hamid Hasan (1988 : 13) evaluasi adalah suatu proses pemberiaan pertimbangan mengenai nilai dan arti sesuatu yang dipertimbangkan. Sesuatu yang dipertimbangkan tersebut dapat berupa orang, benda, kegiatan, keadaan, atau sesuatu kesatuan tersebut berdasarkan kepada kriteria-kriteria tertentu.
Senada dengan pendapat tersebut, Nana Sudjana (1988 : 127) menjelaskan bahwa evaluasi adalah proses penentuana nilai sesuatu berdasarkan kriteria tertentu, yang dalam proses tersebut tercakup uasaha untuk mencari dan mengumpulkan data/informasi yang diperlukan sebagai dasar dalam menentukan nilai sesuatu yang menjadi objek evaluasi.
Kurikulum memiliki dimensi yang luas, aspek aspek kegiatan kurikulum dimulai dari perencanaan, pengembangan komponen, implementasi serta  hasil belajar. Evaluasi untuk program pelaksanaan pengembangan kurikulum ditingkat sekolah memerlukan indikator keberhasilan sebagai tolak ukur pencapaiaan pelaksanaan kurikulum. Indikator pencapaian kurikulum mencakup: 
a)      Indikator keberhasilan sosialisasi kurikulum
b)      Indikator keberhasilan penyusunan silabus
c)      Indikator keberhasilan penyusunan program tahunan dan semester
d)     Indikator keberhasilan penyusunan rencana pembelajaran
e)      Indikator keberhasilan penyusunan bahan ajar
f)       Indikator keberhasilan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar

3.    TUJUAN EVALUASI KURIKULUM
            Evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa tingkat ketercapaian tujuan pendidikan yang ingin diwujudkan melalui kurikulum yang bersangkutan. Diadakan evaluasi di dalam proses pengembangan kurikulum dimaksudkan untuk:

a.    Perbaikan Program

Dari konteks tujuan ini, peranan evaluasi lebih bersifat konstruktif, karena informasi hasil evaluasi dijadikan input bagi perbaikan yang diperlukan di dalam pogram kurikulum yang sedang dikembangkan.

b.   Pertanggungjawaban kepada Berbagai Pihak
Pada akhir fase pengembangan kurikulum, perlu adanya pertanggungjawaban dari pihak pengembang kurikulum kepada berbagai pihak yang berkepentingan. Dalam mempertanggungjawabkan hasi yang telah dicapai, pihak pengembang kurikulum perlu mengemukakan kekuatan dan kelemahan kurikulum yang sedang dikembangkan serta usaha lebih lanjut yang diperlukan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut.
c.    Penentuan tindak lanjut hasil pengembangan
Tindak lanjut hasil pengembangan kurikulum dapat berbentuk jawaban atas dua kemungkinan pertanyaan: Pertama, apakah kurikulum baru tersebut akan atau tidak akan disebarluaskan ke dalam sistem yang ada? Kedua, dalam kondisi yang bagaimana dan dengan cara yang bagaimana pula kurikulum baru tersebut akan disebarluaskan ke dalam sistem yang ada?.
4.    BEBERAPA MODEL EVALUASI KURIKULUM
a.    Measurement
Evaluasi pada dasarnya adalah pengukuran perilaku siswa untuk mengungkapkan perbedaan individual maupun kelompok. Hasil evaluasi digunakan terutama unuk keperluan seleksi siswa, bimbingan pendidikan dan perbandingan efektivitas antara dua atau lebih program/metode pendidikan. Objek evaluasi dititikberatkan pada hasil belajar terutama dalam aspek kognitif. Jenis data yang dikumpulkan dalam evaluasi adalah data objektif khususnya skor hasil tes.

b.   Congruence
Evaluasi pada dasarnya merupakan pemeriksaaan kesesuaian atau congruence antara tujuan pendidikan dan hasil belajar yang dicapai, untuk melihat sejauhmana perubahan hasil pendidikan yang telah terjadi. Hasil evaluasi diperlukan dalam rangka penyempurnaan program, bimbingan pendidikan dan pemberian informasi kepada pihak-pihak di luar pendidikan. Objek evaluasi dititikberatkan pada hasil belajar dalm bentuk kognitif, psikomotor maupun nilai dan sikap. Jenis data yang dikumpulkan adalah data objektif khususnya skor hasil tes.
c.    Illumination
Evaluasi pada dasarnya merupakan studi mengenai pelaksanaan program, pengaruh faktor lingkungan, kebaikan-kebaikan dan kelemahan program, serta pengaruh program terhadap perkembangan hasil belajar. Evaluasi lebih didasarkan pada judgment (pertimbangan) yang hasilnya diperlukan untuk penyempurnaan program. Objek evaluasi mencakup latar belakang dan perkembangan program, proses pelaksanaan, hasil belajar dan kesulitan-kesulitan yang dialami. Jenis data yang dikumpulkan pada umumnya data subjektif (judgment data).
d.   Education System Evaluation
Evaluasi pada dasarnya adalah perbandingan antara performance  setiap dimensi program dan criteria, yang akan berakhir dengan suatu deskripsi dan judgment. Hasil evaluasi diperlukan untuk penyempurnaan program dan penyimpulan hasil program secara keseluruhan. Objek evaluasi mencakup input (bahan, rencana, peralatan), proses dan hasil yang dicapai dalam arti yang lebih luas. Jenis data yang dikumpulkan meliputi data objektif maupun data subjektif (judgment data).
e.    Model CIPP
Model ini menitikberatkan pada pandangan bahwa keberhasilan program pendidikan dipengaruhi oleh berbagai factor, di antaranya: karakteristik peserta didik, dan lingkungan, tujuan program, dan peralatan yang digunakan, serta prosedur dan mekanisme pelaksanaan program itu sendiri. Evaluasi kurikulum pada model ini dimaksudkan untuk membandingkan performance atau kinerja dari berbagai dimensi program dengan sejumlah kriteria tertentu untuk menghasilkan judgment atau pertimbangan-pertimbangan mengenai kekuatan dan kelemahan dari kurikulum tersebut.
5.    TINJAUAN MASING-MASING MODEL
a.    Measurement
Aspek objektivitas yang ditetapkan oleh konsep ini perlu dijadikan landasan yang terus-menerus dalam rangka mengebangkan konsep dan sistem evaluasi kurikulum. Pendekatan yang digunakan oleh konsep ini masih sangat besar pengaruhnya dan dirasakan faedahnya dalam kegiatan pendidikan, seperti seleksi dan klasifikasi siswa, pemberian nilai di sekolah, dan kegiatan penelitian pendidikan.
Kelemahan dari konsep ini terletak pada penekanan yang berlebihan pada aspek pengukuran dalam kegietan evaluasi pendidikan. Sebagai konsekuensinya, evaluasi cenderung dibatasi pada dimensi tertentu dari program pendidikan yang dapat diukur, terutama hasil belajar yang bersifat kognitif.
b.   Congruence
Konsep ini telah menghubungkan kegiatan evaluasi dengan tujuan mengkaji efektivitas kurikulum yang sedang dikembangkan. Hasil evaluasi yang diperoleh tidak bersifat relative karena selalu dihubungkan dengan tujuan yang hendak dicapai sebagai kriteria perbandingan.
Kelemahan pada konsep ini terletak pada riang lingkup evaluasinya. Sekalipun tujuan evaluasi diarahkan pada kepentingan penyempurnaan program kurikulum, tapi konsep ini tidak menjadikan input dan proses pelaksanaan sebagai objek langsung evaluasi. Sebagai akibatnya informasi yang dihasilkan hanya dapat menjawab pertanyaan tentanng tujuan-tujuan yang telah dan belum dicapai.

c.    Illumination
Konsep illumination menekankan pentingnya dilakukan evaluasi yang berkelanjutan selama proses pelaksanaan kurikulum. Gagasan yang terkandung di dalam konsep ini memang penting dan menunjukan proses penyempurnaan kurikulum. Di samping itu jarak antara pengumpulan data dan laporan hasil evaluasi cukup pendek sehingga informasi yang dihasilkan dapat digunakan pada waktunya.
Kelemahan dari konsep ini terletak pada teknik pelaksanaannya. Pertama, kegiatan evaluasi tidak didahului oleh adanya perumusan kriteria yang jelas sebagai dasar bagi pelaksanaan dan penyimpulan hasil evaluasi. Kedua, objektivitas dari evaluasi yang dilakukan perlu dipersoalkan. Disamping kedua kelemahan di atas, konsep ini juga tidak menekankan pentingnya evaluasi terhadap bahan-bahan kurikulum selama bahan-bahan tersebut disusun dalam tahap perencanaan.
d.   Education System Evaluation
Ditinjau dari hakekat dan ruang lingkup evaluasi, konsep ini memperlihatkan banyak segi yang positif untuk kepentingan proses pengembangan kurikulum. Ditekankannya peran criteria (absolut maupun relatif) dalam proses evaluasi sangat penting artinya dalam memberikan cirri-ciri khas bagi kegiatan evaluasi. Sehubungan dengan ruang lingkup evaluasi, konsep ini mengemukakatang perlunya evaluasi itu dilakukan terhadap dimensi program, tidak hanya hasil yang dicapai, tapi juga input  dan proses yang dilakukan.
Kelemahan konsep ini adalah mengenai pandangannya tentang evaluasi untuk menyimpulkan kebaikan program secara menyeluruh. Ada dua persoalan yang perlu mendapatkan penegasan dari konsep ini, yaitu yang menyangkut segi teknis dan segi strategis.
 
e.    Model CIPP
Model evaluasi ini menggambarkan cakupan evaluasi kurikulum yang cukup luas, tidak hanya mencakup aspek pembelajaran saja, namun keseluruhan aspek mulai dari:
·      Konteks (Contect). Berkaitan dengan situasi atau latar belakang yang mempengaruhi pengembangan kurikulumyang di dalmnya terdapat jenis-jenis tujuan dan strategi pencapaiaan yang akan dikembengkan.
·      Masukan (Input). Berkaitan dengan bahan, peralatan, sarana, dan fasilitas.
·      Proses (Process). Berkaitan dengan pelaksanaan nyata dari kurikulum yang dikembangkan dalma bentuk proses belajar mengajar.
·      Produk (Product). Berkaitan keseluruhan hasil yang dicapai oleh pengembangan kurikulum tersebut termasuk produk dari hasil pembelajaran.
6. MODEL YANG DISARANKAN
Ketepatan suatu model tidak dapat dilepaskan dari tujuan yang diinginkan. Setiap model memiliki kelebihan dan kelemahan ditinjau dari berbagai segi. Untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh tenteng kurikulum yang sedang dikembangkan, model education system evaluation tampaknya merupakan model yang peling tepat.
 



0 comments to “EVALUASI KURIKULUM ”

Posting Komentar