1.
PENGANTAR
Pembahasan mengenai evaluasi kurikulum tidak terlepas dari beberapa
istilah yang senada bahkan sering dipertukarkan maknanya, yaitu evaluasi,
penilaian, pengukuran dan tes. Apakah sama keempat istilah tersebut? Dilihat
dari padanan kata, evaluasi berasal dari bahasa Inggris yakni “evaluation”
sedangkan penilaiaan disebut juga “assessment”, pengukuran adalah “measurement”
sedangkan tes disebut “test”.
Tes adalah alat pengumpulan data yang dirancang secara khusus.
Ahmann danGlock menyatakan bahwa pengukuran adalah proses yang bertujuan untuk
menetapkan kualifikasi yang sesuai dengan tingkatan yang telah dicapai oleh
peserta didik. Untuk dapat mengadakan penilaian terlebih dahulu mengadakan
pengukuran. Mengkur dan menilai ini merupakan kegiatan evaluasi.
2.
PENGERTIAAN EVALUASI KURIKULUM
Kurikulum merupakan bagian dari pendidikan dalam lingkup yang luas.
Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Mengevaluasi
keberhasilan sebuah pendidikan berarti juga mengevaluasi kurikulumnya. Hal ini
berarti bahwa evaluasi kurikulum merupakan bagian dari evaluasi pendidikan,
yaitu memusatkan perhatiannya pada program-program untuk peserta didik. Kurikulum
sebagai program kerja perlu dievaluasi sebagai bahan balikan dan penyempurnaan
sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat, anak didik serta perkmbangan
ilmu dan teknologi. Hasil evaluasi kurikulum bermanfaat bagipenentu kebijakan
dalam menentukan keputusan untuk melakukan perbaikan ataupun perubahan
kurkulum.
Evaluasi merupakan bagian
penting dalam proses pengembangan kurikulum, baik dalam pembuatan kurikulum
baru, memperbaiki kurikulum yang ada atau menyempurnakannya. Sebelum suatu
kurikulum diberlakukan secara nasional, diperlukan adanya fase pengembangan di
mana kurikulum yang baru tersebut dirancang dengan cermat dan diujicobakan
dalam lingkungan terbatas, sebelum akhirnya diputuskan untuk disebaluaskan ke
semua lembaga pendidikan. Ada juga yag menyebut fase ini sebagai fase
perintisan (pilot study).
Dengan demikian apa yang dimaksud dengan evaluasi kurikulum itu?
Menurut Hamid Hasan (1988 : 13) evaluasi
adalah suatu proses pemberiaan pertimbangan mengenai nilai dan arti sesuatu
yang dipertimbangkan. Sesuatu yang dipertimbangkan tersebut dapat berupa orang,
benda, kegiatan, keadaan, atau sesuatu kesatuan tersebut berdasarkan kepada
kriteria-kriteria tertentu.
Senada dengan pendapat tersebut, Nana Sudjana (1988 : 127)
menjelaskan bahwa evaluasi adalah proses penentuana nilai sesuatu berdasarkan
kriteria tertentu, yang dalam proses tersebut tercakup uasaha untuk mencari dan
mengumpulkan data/informasi yang diperlukan sebagai dasar dalam menentukan
nilai sesuatu yang menjadi objek evaluasi.
Kurikulum memiliki dimensi yang luas, aspek aspek kegiatan
kurikulum dimulai dari perencanaan, pengembangan komponen, implementasi
serta hasil belajar. Evaluasi untuk
program pelaksanaan pengembangan kurikulum ditingkat sekolah memerlukan indikator
keberhasilan sebagai tolak ukur pencapaiaan pelaksanaan kurikulum. Indikator
pencapaian kurikulum mencakup:
a)
Indikator
keberhasilan sosialisasi kurikulum
b)
Indikator
keberhasilan penyusunan silabus
c)
Indikator
keberhasilan penyusunan program tahunan dan semester
d)
Indikator
keberhasilan penyusunan rencana pembelajaran
e)
Indikator
keberhasilan penyusunan bahan ajar
f)
Indikator
keberhasilan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
3.
TUJUAN EVALUASI KURIKULUM
Evaluasi kurikulum
dimaksudkan untuk memeriksa tingkat ketercapaian tujuan pendidikan yang ingin
diwujudkan melalui kurikulum yang bersangkutan. Diadakan evaluasi di dalam
proses pengembangan kurikulum dimaksudkan untuk:
a.
Perbaikan Program
Dari
konteks tujuan ini, peranan evaluasi lebih bersifat konstruktif, karena
informasi hasil evaluasi dijadikan input bagi perbaikan yang diperlukan di
dalam pogram kurikulum yang sedang dikembangkan.
b.
Pertanggungjawaban kepada Berbagai Pihak
Pada akhir fase pengembangan kurikulum, perlu adanya
pertanggungjawaban dari pihak pengembang kurikulum kepada berbagai pihak yang
berkepentingan. Dalam mempertanggungjawabkan hasi yang telah dicapai, pihak
pengembang kurikulum perlu mengemukakan kekuatan dan kelemahan kurikulum yang
sedang dikembangkan serta usaha lebih lanjut yang diperlukan untuk mengatasi
kelemahan-kelemahan tersebut.
c.
Penentuan tindak lanjut hasil pengembangan
Tindak lanjut hasil pengembangan kurikulum dapat berbentuk jawaban
atas dua kemungkinan pertanyaan: Pertama, apakah kurikulum baru tersebut
akan atau tidak akan disebarluaskan ke dalam sistem yang ada? Kedua, dalam
kondisi yang bagaimana dan dengan cara yang bagaimana pula kurikulum baru
tersebut akan disebarluaskan ke dalam sistem yang ada?.
4.
BEBERAPA MODEL EVALUASI KURIKULUM
a.
Measurement
Evaluasi pada dasarnya adalah pengukuran perilaku siswa untuk
mengungkapkan perbedaan individual maupun kelompok. Hasil evaluasi digunakan
terutama unuk keperluan seleksi siswa, bimbingan pendidikan dan perbandingan
efektivitas antara dua atau lebih program/metode pendidikan. Objek evaluasi
dititikberatkan pada hasil belajar terutama dalam aspek kognitif. Jenis data
yang dikumpulkan dalam evaluasi adalah data objektif khususnya skor hasil tes.
b.
Congruence
Evaluasi pada dasarnya merupakan pemeriksaaan kesesuaian atau congruence
antara tujuan pendidikan dan hasil belajar yang dicapai, untuk melihat
sejauhmana perubahan hasil pendidikan yang telah terjadi. Hasil evaluasi
diperlukan dalam rangka penyempurnaan program, bimbingan pendidikan dan
pemberian informasi kepada pihak-pihak di luar pendidikan. Objek evaluasi
dititikberatkan pada hasil belajar dalm bentuk kognitif, psikomotor maupun
nilai dan sikap. Jenis data yang dikumpulkan adalah data objektif khususnya
skor hasil tes.
c.
Illumination
Evaluasi pada dasarnya merupakan studi mengenai pelaksanaan
program, pengaruh faktor lingkungan, kebaikan-kebaikan dan kelemahan program,
serta pengaruh program terhadap perkembangan hasil belajar. Evaluasi lebih
didasarkan pada judgment (pertimbangan) yang hasilnya diperlukan untuk
penyempurnaan program. Objek evaluasi mencakup latar belakang dan perkembangan
program, proses pelaksanaan, hasil belajar dan kesulitan-kesulitan yang
dialami. Jenis data yang dikumpulkan pada umumnya data subjektif (judgment
data).
d.
Education System Evaluation
Evaluasi pada dasarnya adalah perbandingan antara performance setiap dimensi program dan criteria, yang akan
berakhir dengan suatu deskripsi dan judgment. Hasil evaluasi diperlukan
untuk penyempurnaan program dan penyimpulan hasil program secara keseluruhan.
Objek evaluasi mencakup input (bahan, rencana, peralatan), proses dan hasil
yang dicapai dalam arti yang lebih luas. Jenis data yang dikumpulkan meliputi
data objektif maupun data subjektif (judgment data).
e.
Model CIPP
Model ini menitikberatkan pada pandangan bahwa keberhasilan program
pendidikan dipengaruhi oleh berbagai factor, di antaranya: karakteristik
peserta didik, dan lingkungan, tujuan program, dan peralatan yang digunakan,
serta prosedur dan mekanisme pelaksanaan program itu sendiri. Evaluasi
kurikulum pada model ini dimaksudkan untuk membandingkan performance atau
kinerja dari berbagai dimensi program dengan sejumlah kriteria tertentu untuk
menghasilkan judgment atau pertimbangan-pertimbangan mengenai kekuatan
dan kelemahan dari kurikulum tersebut.
5.
TINJAUAN MASING-MASING MODEL
a.
Measurement
Aspek objektivitas yang ditetapkan oleh konsep ini perlu dijadikan landasan
yang terus-menerus dalam rangka mengebangkan konsep dan sistem evaluasi
kurikulum. Pendekatan yang digunakan oleh konsep ini masih sangat besar
pengaruhnya dan dirasakan faedahnya dalam kegiatan pendidikan, seperti seleksi
dan klasifikasi siswa, pemberian nilai di sekolah, dan kegiatan penelitian
pendidikan.
Kelemahan dari konsep ini terletak pada penekanan yang berlebihan
pada aspek pengukuran dalam kegietan evaluasi pendidikan. Sebagai
konsekuensinya, evaluasi cenderung dibatasi pada dimensi tertentu dari program
pendidikan yang dapat diukur, terutama hasil belajar yang bersifat kognitif.
b.
Congruence
Konsep ini telah menghubungkan kegiatan evaluasi dengan tujuan
mengkaji efektivitas kurikulum yang sedang dikembangkan. Hasil evaluasi yang
diperoleh tidak bersifat relative karena selalu dihubungkan dengan tujuan yang hendak
dicapai sebagai kriteria perbandingan.
Kelemahan pada konsep ini terletak pada riang lingkup evaluasinya.
Sekalipun tujuan evaluasi diarahkan pada kepentingan penyempurnaan program
kurikulum, tapi konsep ini tidak menjadikan input dan proses pelaksanaan
sebagai objek langsung evaluasi. Sebagai akibatnya informasi yang dihasilkan
hanya dapat menjawab pertanyaan tentanng tujuan-tujuan yang telah dan belum
dicapai.
c.
Illumination
Konsep illumination menekankan pentingnya dilakukan evaluasi
yang berkelanjutan selama proses pelaksanaan kurikulum. Gagasan yang terkandung
di dalam konsep ini memang penting dan menunjukan proses penyempurnaan
kurikulum. Di samping itu jarak antara pengumpulan data dan laporan hasil
evaluasi cukup pendek sehingga informasi yang dihasilkan dapat digunakan pada
waktunya.
Kelemahan dari konsep ini terletak pada teknik pelaksanaannya. Pertama,
kegiatan evaluasi tidak didahului oleh adanya perumusan kriteria yang jelas
sebagai dasar bagi pelaksanaan dan penyimpulan hasil evaluasi. Kedua, objektivitas
dari evaluasi yang dilakukan perlu dipersoalkan. Disamping kedua kelemahan di
atas, konsep ini juga tidak menekankan pentingnya evaluasi terhadap bahan-bahan
kurikulum selama bahan-bahan tersebut disusun dalam tahap perencanaan.
d.
Education System Evaluation
Ditinjau dari hakekat dan ruang lingkup evaluasi, konsep ini
memperlihatkan banyak segi yang positif untuk kepentingan proses pengembangan
kurikulum. Ditekankannya peran criteria (absolut maupun relatif) dalam proses
evaluasi sangat penting artinya dalam memberikan cirri-ciri khas bagi kegiatan
evaluasi. Sehubungan dengan ruang lingkup evaluasi, konsep ini mengemukakatang
perlunya evaluasi itu dilakukan terhadap dimensi program, tidak hanya hasil
yang dicapai, tapi juga input dan proses
yang dilakukan.
Kelemahan konsep ini adalah mengenai pandangannya tentang evaluasi
untuk menyimpulkan kebaikan program secara menyeluruh. Ada dua persoalan yang
perlu mendapatkan penegasan dari konsep ini, yaitu yang menyangkut segi teknis
dan segi strategis.
e.
Model CIPP
Model evaluasi ini menggambarkan cakupan evaluasi kurikulum yang
cukup luas, tidak hanya mencakup aspek pembelajaran saja, namun keseluruhan
aspek mulai dari:
· Konteks (Contect). Berkaitan dengan situasi atau latar belakang
yang mempengaruhi pengembangan kurikulumyang di dalmnya terdapat jenis-jenis
tujuan dan strategi pencapaiaan yang akan dikembengkan.
· Masukan (Input). Berkaitan dengan bahan, peralatan, sarana, dan
fasilitas.
· Proses (Process). Berkaitan dengan pelaksanaan nyata dari kurikulum
yang dikembangkan dalma bentuk proses belajar mengajar.
· Produk (Product). Berkaitan keseluruhan hasil yang dicapai oleh
pengembangan kurikulum tersebut termasuk produk dari hasil pembelajaran.
6. MODEL YANG DISARANKAN
Ketepatan suatu model tidak dapat dilepaskan dari tujuan yang
diinginkan. Setiap model memiliki kelebihan dan kelemahan ditinjau dari
berbagai segi. Untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh tenteng kurikulum yang
sedang dikembangkan, model education system evaluation tampaknya
merupakan model yang peling tepat.