Musyrif Sejati Berdakwah Dengan Sentuhan Hati

Jumat, 19 Februari 2016

Psikologi Perkembangan Anak

,

1.  PENDAHULUAN

Setiap orang yang telah berkeluarga pasti menghendaki di dalam rumah tangganya terdapat kehadiran seorang buah hati, itu terbukti dengan adanya berbagai usaha yang dilakukan oleh pasangan suami istri untuk mendapatkannya apabila telah menunggu lama. Karena dengan kehadiran buah hati akan melengkapi kebahagiannya, serta mengisi rumahnya dengan tangis dan canda tawa.
Menjadi orang tua bukanlah sesuatu yang mudah, akan tetapi melalui proses yang panjang. Pertama ia harus mengenal dan memahami berbagai tuntutan dan juga suka duka dalam kehidupan keluarga. Kemudian harus menentukan bersama istrinya untuk memiliki anak sendiri atau tidak dan apakah perlu mengambil anak angkat. Semua ini adalah persoalan awal yang dihadapi calon ayah dan ibu. Bila menghendaki anak misalnya, maka perlu dipersiapkan bagi kehamilan istri. Dan kehamilan itu adalah urusan bersama dalam keluarga, bukan hanya urusan isteri saja.
Oleh karena itu, setiap calon orang tua harus mempersiapkan segalanya untuk menyambut kehadirannya, dari hal-hal yang dibutuhkan oleh sang bayi, maupun oleh calon orang tua itu sendiri, yaitu ilmu pengetahuan tentang bagaimana cara mendidik anak dengan baik dan benar.


Banyak orang tua tidak menyadari bahwa kemampuan bayi pasca lahir menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya dipengaruhi oleh sikap mereka. Secara garis besar, sikap orang tua ini dapat digolongkan menjadi sikap yang menyenangkan dan tidak menyenangkan. Sikap orang tua yang menyenagkan tentu saja menguntungkan si kecil karena membantu kecepatan dan keberhasilanya menyesuaikan diri pada kehidupan pascalahir.
Bila sikap orang tua yang tidak menyenangkan, apapun alasannya, hal itu akan tercermin dalam perlakuannya terhadap bayi. Hubungan orang tua dan bayi akan penuh dengan tekanan emosional. Pada akhirnya, sikap itu akan  menghalangi keberhasilan bayi untuk beadaptasi. Misalnya, ia jadi sering menangis atau sulit makan dan tidurnya tidak nyenyak.
Dalam makalah ini, saya akan memaparkan sedikit tentang beberapa sikap kurang menyenangkan yang umum kepada anak yang belum lahir. Semoga makalah yang  ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi kita dan mudah-mudahan bisa bermanfaat bagi kita semua.

2.  PEMBAHASAN

A. Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Sikap Orang Tua

a.      Keinginan untuk mendapat anak

                      Sebagian orang menginginkan banyak anak,  yang lain hanya sedikit atau sama sekali tidak. Beberapa di antaranya merasa perkawinannya tidak lengkap tanpa anak dan yang lain merasa bahwa anak hanya merupakan hambatan terhadap keberhasilan pekerjaan atau kenaikan status.      

b.      Keadaan selama kehamilan

                      Bagi banyak wanita, kehamilan merupakan saat depresi, kecemasan, dan khawatir tentang kelahiran anak, mempunyai anak yang cacat, atau ketidakmampuan untuk menjadi seorang ibu. Bagi yang lain, ia merupakan saat penantian yang bahagia.
             Apabila calon ibu merasa sehat dan sedikit menderita gangguan walaupun beberapa gangguan itu lazim terjadi, ia mungkin lebih bersikap menguntungkan daripada calon ibu yang menderita gangguan.

c.       Sikap dan pengalaman teman

                      Teman-teman yang mengalami pengalaman yang tidak menyenangkan di rumahnya dan tidak bahagia dalam perannya sebagai orang tua dapat mempengaruhi sikap calon orang tua yang tidak menguntungkan.

d.      Status ekonomi keluarga

              Banyak orang tua dari kelas rendah cenderung menganngap menjadi orang tua sebagai akibat yang tidak terelakkan karena hubungan kelamin, sedangkan mereka yang berasal dari kelas menengah dan kelas atas menganggap sebagai pemenuhan suatu perkawinan. Jika kondisi keuangan terbatas, sikap orang tua terhadap kedatangan seorang anak mungkin akan terpengaruh.

e.       Usia orang tua

                      Secara umum orang tua yang lebih berumur menerima perannya sepenuh hati daripada mereka yang lebih muda.

f.      Minat dan aspirasi calon ibu

                     Wanita yang aspirasi utamanya adalah menjadi ibu yang baik lebih mempunyai sikap menguntungkan terhadap calon anaknya daripada wanita yang perhatiannya terutama berpusat pada kegiatan sosial atau pekerjaan.

g.      Media Massa

                      Berbagai media massa, buku, majalah, film, radio, dan televisi cenderung memberikan gambaran yang romantis tentang anak dan orang tua. Wanita biasanya cenderung lebih dipengaruhi oleh gambaran media dibandingkan dengan pria.

B.  Beberapa Sikap Kurang Menyenangkan Kepada Anak Yang Belum Lahir

a.      Anak yang tidak diinginkan

            Ibu mungkin tidak menginginkan kehadiran anak karena anak itu mungkin tidak sah, karena akan mengganggu kariernya, karena akan membuatnya terikat, atau karena dia sudah terlampau sibuk merawat anak-anak yang lain. Ayah mungkin tidak menghendaki anak karena ia tidak mau dipaksa  mengawini ibunya, karena beban keuangan yang akan ditimbulkan anak, karena ia tidak mau terikat, atau karena ia tidak ingin istrinya disibukan dengan merawat anak sehingga mengabaikan dirinya. Saudara-saudara kandung mungkin tidak menghendaki anak karena tidak menyukai keterbatasan yang ditimbulkan oleh adik baginya pada kegiatan-kegiatannya atau karena mereka tidak ingin membagi miliknya atau waktu serta perhatian ibunya dengan adiknya.

b.      Tidak menghendaki anak pada saat ini

            Orang tua mungkin tidak menghehdaki anak karena anak mengganggu program pendidikan dan pekerjaan mereka, karena mereka merasa masih terlalu muda dan kurang pengalaman membesarkan anak, karena mereka tidak dapat membiayainya, atau karena mereka tidak ingin segera memikul tanggung jawab sebagai orang tua. Nenek atau kakek mungkin merasa bahwa pasangan muda itu tidak dapat membiayai anak dan takut harus memberikan bantuan keuangan atau bantuan lain.
            Pada zaman ini ada pola pikir pada kaum wanita  bahwa keputusan memiliki anak dianggap sebagai salah satu penyebab adanya jurang karier antara wanita dan laki-laki. Sebagai refleksi dari pemikiran ini, sekarang ini ada kecenderungan pasangan keluarga muda ingin memperoleh anak setelah beberapa tahun bekerja.

c.       Lebih menyukai anak dengan jenis kelamin tertentu

            Ayah dan nenek/kakek biasanya menginginkan bayi laki-laki sebagai bayi yang pertama, kalau sudah ada anak laki-laki dalam keluarga, mereka menginginkan perempuan. Ibu mungkin menginginkan anak laki-laki untuk menyenangkan hati suami, atau ia menginginkan anak perempuan karena merasa dapat dijadikan teman. Sadara-saudara kandung biasanya menginginkan adik yang sama jenis kelamin dengan dirinya yang dianggap sebagai teman bermain.

d.      Konsep anak impian

            Semua anggota keluarga mempunyai konsep anak impian yang mewarnai sikap mereka kepada bayi yang belum lahir. Orang tua dan nenek menginginkan bayi yang sempurna secara mental, emosional dan fisik, cerdas penurut, cantik, dan saudara kandung menginginkan teman bermain yang ideal, seorang yang mau melakukan apa yang mereka kehendaki dan yang tidak akan menyaingi atau melebihi mereka.
            Jika bayi mempunyai jenis kelamin seperti yang di harapankan orang tua, ditambah rupa yang menarik, maka sikap orang tua akan jauh lebih menyenangkan daripada bila jenis kelamin yang tidak sesuai dengan keinginan dan penampilanya tidak memenuhi konsep bayi ideal orang tua. Anak adalah harapan orang tua dan buah cinta kasihnya, sehingga anak diberikan perhatian dan perawatan yang maksimal.

e.       Tidak menginginkan anak-anak kembar

            Sekarangpun banyak orang dewasa yang menganggap kelahiran banyak bayi menyerupai hewan atau menerima kepercayaan tradisional bahwa anak-anak kembar mengalami nasib sebagai anak yang lemah mental dan fisik. Orang-orang yakin bahwa anak-anak kembar menimbulkan banyak pekerjaan bagi semua anggota keluarga dan takut pada biaya-biaya tambahan untuk perawatan rumah sakit yang tidak dapat dihindarkan kalau bayi-bayi itu lahir sebelum waktunya. Sikap-sikap kurang menyenangkan ini semakin diperbesar kalau kondisi-kondisi setelah dilahirkan sama dengan kondisi-kondisi yang mereka takutkan sebelum dilahirkan.

f.       Gelisah tentang kelangsungan hidup bayi

            Jika bayi harus tinggal lebih lama di rumah sakit daripada biasanya dan harus di beri perhatian khusus, orang tua jadi gelisah tentang kelangsungan kehidupan bayi. Jika bayi berhasil hidup orang tua cendrung sangat melindungi padahal sikap terlalu protektif ini dapat berkembang menjadi sikap yang tidak menyenangkan.
            Kalau tejadi komplikasi pada persalinan seperti pembedahan cesar, kelahiran premature yang memerlukan perawatan khusus hingga harus lebih lama tinggal di rumah sakit atau ada cacat bawaan yang tampak pada saat kelahiran, maka sikap orang tua akan dibayangi kecemasan mengenai biaya yang tak terduga. Kecemasn ini berpotensi menimbulkan ketegangan yang membawa sikap tidak menyenangkan terhadap bayinya.
            Bila janin diduga cacat dan ternyata lahir cacat, sikap orang tua akan di warnai oleh kekecewaan dan kegelisahan tentang normal tidaknya bayi di masa datang maupun biaya-biaya tambahan yang diakibatkanya.

g.      Menginginkan pengguguran atau aborsi

            Kalau bayi tidak dikehendaki apapun alasannya, beberapa wanita berharap mereka akan mengalami aborsi atau mereka merencanakan aborsi. Kalau kehidupan bayi yang sedang berkembang diakhiri, baik karena keguguran atau melalui aborsi, wanita-wanita seringkali merasa bersalah dan sikap kurang menyenangkan ini dilontarkan pada semua anak yang dilahirkan kemudian. Kalau mereka menentang aborsi atau kalau terjadi keguguran, mereka mungkin merasa bersalah dan mengungkapkan rasa bersalah ini dengan melindungi dan sangat memanjakan anak yang tidak mereka harapkan.

h.      Penghinaan kepada anak

            Sanak saudara, teman-teman keluarga dan tetangga mungkin mempunyai sikap yang kurang menyenangkan terhadap calon anak karena tidak sah, karena beberapa noda pada kehidupan salah satu atau kedua orang tua, atau karena calon anak merupakan hasil perkawinan ras yang berbeda. Akibatnya, orang tua menjadi bersikap bertahan dan memperlakukan anak dengan dengan cara yang sangat melindungi atau sangat memanjakan untuk mengimbangi sikap-sikap yang kurang menyenangkan ini atau mereka mungkin menolak anak itu karena merasa malu.

3.    KESIMPULAN

           Anak adalah amanat Allah ta'ala yang harus dirawat sebaik mungkin agar tumbuh optimal dan menjadi anak yang beriman dan bertakwa. Oleh karena itu orang tua harus menerima amanah itu dengan penuh keikhlasan dan kesabaran. Penerimaan yang tulus ini akan menjadikan anak tumbuh dengan baik dan mempunyai mental yang sehat.
Menjadi orang tua bukanlah sesuatu yang mudah, akan tetapi melalui proses yang panjang. Bila menghendaki anak misalnya, maka perlu dipersiapkan bagi kehamilan istri. Dan kehamilan itu adalah urusan bersama dalam keluarga, bukan hanya urusan istri saja.                     
           Sikap orang tua yang tidak menyenangkan akan tercermin dalam perlakuannya terhadap bayi. Hubungan orang tua dan bayi akan penuh dengan tekanan emosional. Pada akhirnya, sikap itu akan  menghalangi keberhasilan bayi untuk beadaptasi. Jadi sikap yang tidak menyenangkan dari orang yang berarti mungkin dianggap merupakan kemungkinan bahaya psikologis yang paling merusak bagi penyesuaian pribadi dan sosial seorang anak karena cenderung menetap walaupun seringkali dinyatakan dalam bentuk terselubung, seperti perhatian yang berlebihan.
Oleh karena itu, setiap calon orang tua harus mempersiapkan segalanya untuk menyambut kehadirannya, dari hal-hal yang dibutuhkan oleh sang bayi, maupun oleh calon orang tua itu sendiri, yaitu ilmu pengetahuan tentang bagaimana cara mendidik anak dengan baik dan benar.

4. DAFTAR PUSTAKA

Elizabeth B. Hurlock, PSIKOLOGI PERKEMBANGAN Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, Jakarta: ERLANGGA, 1990, edisi kelima.
Dave M Dagum, Psikologi Keluarga, Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.