1. PENDAHULUAN
Setiap orang yang telah
berkeluarga pasti menghendaki di dalam rumah tangganya terdapat kehadiran
seorang buah hati, itu terbukti dengan adanya berbagai usaha yang dilakukan
oleh pasangan suami istri untuk mendapatkannya apabila telah menunggu lama. Karena dengan kehadiran buah hati akan melengkapi kebahagiannya, serta mengisi
rumahnya dengan tangis dan canda tawa.
Menjadi orang
tua bukanlah sesuatu yang mudah, akan tetapi melalui proses yang panjang.
Pertama ia harus mengenal dan memahami berbagai tuntutan dan juga suka duka
dalam kehidupan keluarga. Kemudian harus menentukan bersama istrinya untuk
memiliki anak sendiri atau tidak dan apakah perlu mengambil anak angkat. Semua
ini adalah persoalan awal yang dihadapi calon ayah dan ibu. Bila menghendaki
anak misalnya, maka perlu dipersiapkan bagi kehamilan istri. Dan kehamilan itu
adalah urusan bersama dalam keluarga, bukan hanya urusan isteri saja.
Oleh karena itu, setiap calon
orang tua harus mempersiapkan segalanya untuk menyambut kehadirannya, dari hal-hal yang dibutuhkan oleh sang bayi, maupun
oleh calon orang tua itu sendiri, yaitu ilmu pengetahuan tentang bagaimana cara
mendidik anak dengan baik dan benar.
Banyak orang tua tidak menyadari bahwa kemampuan bayi
pasca lahir menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya dipengaruhi oleh sikap
mereka. Secara garis besar, sikap orang tua ini dapat digolongkan menjadi sikap yang
menyenangkan dan tidak menyenangkan. Sikap orang tua yang menyenagkan tentu saja menguntungkan si kecil karena membantu kecepatan dan
keberhasilanya menyesuaikan diri pada kehidupan pascalahir.
Bila sikap orang tua yang tidak menyenangkan, apapun
alasannya, hal itu akan tercermin dalam perlakuannya terhadap bayi. Hubungan
orang tua dan bayi akan penuh dengan tekanan emosional. Pada akhirnya, sikap
itu akan menghalangi keberhasilan
bayi untuk beadaptasi. Misalnya, ia jadi sering menangis atau sulit makan dan tidurnya tidak
nyenyak.
Dalam makalah ini, saya akan memaparkan sedikit tentang beberapa sikap kurang
menyenangkan yang umum kepada anak yang belum lahir. Semoga makalah yang
ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi kita dan mudah-mudahan
bisa bermanfaat bagi kita semua.
2. PEMBAHASAN
A. Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Sikap Orang Tua
a. Keinginan untuk mendapat anak
Sebagian orang
menginginkan banyak anak, yang lain hanya
sedikit atau sama sekali tidak. Beberapa di antaranya merasa perkawinannya
tidak lengkap tanpa anak dan yang lain merasa bahwa anak hanya merupakan
hambatan terhadap keberhasilan pekerjaan atau kenaikan status.
b. Keadaan selama kehamilan
Bagi banyak wanita,
kehamilan merupakan saat depresi, kecemasan, dan khawatir tentang
kelahiran anak, mempunyai anak yang cacat, atau ketidakmampuan untuk menjadi
seorang ibu. Bagi yang lain, ia merupakan saat penantian yang bahagia.
Apabila
calon ibu merasa sehat dan sedikit menderita gangguan walaupun beberapa
gangguan itu lazim terjadi, ia mungkin lebih bersikap menguntungkan daripada
calon ibu yang menderita gangguan.
c. Sikap dan pengalaman teman
Teman-teman
yang mengalami pengalaman yang tidak menyenangkan di rumahnya dan tidak bahagia
dalam perannya sebagai orang tua dapat mempengaruhi sikap calon orang tua yang
tidak menguntungkan.
d. Status ekonomi keluarga
Banyak orang tua dari
kelas rendah cenderung menganngap menjadi orang tua sebagai akibat yang tidak
terelakkan karena hubungan kelamin, sedangkan mereka yang berasal dari kelas
menengah dan kelas atas menganggap sebagai pemenuhan suatu perkawinan. Jika
kondisi keuangan terbatas, sikap orang tua terhadap kedatangan seorang anak
mungkin akan terpengaruh.
e. Usia orang tua
Secara umum orang tua yang
lebih berumur menerima perannya sepenuh hati daripada mereka yang lebih muda.
f. Minat dan aspirasi calon ibu
Wanita yang aspirasi
utamanya adalah menjadi ibu yang baik lebih mempunyai sikap menguntungkan
terhadap calon anaknya daripada wanita yang perhatiannya terutama berpusat pada
kegiatan sosial atau pekerjaan.
g. Media Massa
Berbagai media massa,
buku, majalah, film, radio, dan televisi cenderung memberikan gambaran yang
romantis tentang anak dan orang tua. Wanita biasanya cenderung lebih
dipengaruhi oleh gambaran media dibandingkan dengan pria.
B. Beberapa Sikap Kurang Menyenangkan Kepada Anak Yang Belum Lahir
a. Anak yang tidak diinginkan
Ibu mungkin tidak menginginkan
kehadiran anak karena anak itu mungkin tidak sah, karena akan mengganggu
kariernya, karena akan membuatnya terikat, atau karena dia sudah terlampau
sibuk merawat anak-anak yang lain. Ayah mungkin tidak menghendaki anak karena
ia tidak mau dipaksa mengawini ibunya,
karena beban keuangan yang akan ditimbulkan anak, karena ia tidak mau terikat,
atau karena ia tidak ingin istrinya disibukan dengan merawat anak sehingga
mengabaikan dirinya. Saudara-saudara kandung mungkin tidak menghendaki anak
karena tidak menyukai keterbatasan yang ditimbulkan oleh adik baginya pada
kegiatan-kegiatannya atau karena mereka tidak ingin membagi miliknya atau waktu
serta perhatian ibunya dengan adiknya.
b. Tidak menghendaki anak pada saat ini
Orang tua mungkin tidak menghehdaki
anak karena anak mengganggu program pendidikan dan pekerjaan mereka, karena
mereka merasa masih terlalu muda dan kurang pengalaman membesarkan anak, karena
mereka tidak dapat membiayainya, atau karena mereka tidak ingin segera memikul
tanggung jawab sebagai orang tua. Nenek atau kakek
mungkin merasa bahwa pasangan muda itu tidak dapat membiayai anak dan takut
harus memberikan bantuan keuangan atau bantuan lain.
Pada zaman ini ada pola pikir pada kaum
wanita bahwa keputusan memiliki anak
dianggap sebagai salah satu penyebab adanya jurang karier antara wanita dan
laki-laki. Sebagai refleksi dari pemikiran ini, sekarang ini ada
kecenderungan pasangan keluarga muda ingin memperoleh anak setelah beberapa
tahun bekerja.
c. Lebih menyukai anak dengan jenis kelamin tertentu
Ayah dan nenek/kakek biasanya
menginginkan bayi laki-laki sebagai bayi yang pertama, kalau sudah ada anak
laki-laki dalam keluarga, mereka menginginkan perempuan. Ibu mungkin
menginginkan anak laki-laki untuk menyenangkan hati suami, atau ia menginginkan
anak perempuan karena merasa dapat dijadikan teman. Sadara-saudara kandung
biasanya menginginkan adik yang sama jenis kelamin dengan dirinya yang dianggap
sebagai teman bermain.
d. Konsep anak impian
Semua anggota keluarga mempunyai
konsep anak impian yang mewarnai sikap mereka kepada bayi yang belum lahir.
Orang tua dan nenek menginginkan bayi yang sempurna secara mental, emosional
dan fisik, cerdas penurut, cantik, dan saudara kandung menginginkan teman
bermain yang ideal, seorang yang mau melakukan apa yang mereka kehendaki dan
yang tidak akan menyaingi atau melebihi mereka.
Jika bayi mempunyai jenis kelamin seperti
yang di harapankan orang tua, ditambah rupa yang menarik, maka sikap orang tua akan jauh lebih menyenangkan
daripada bila jenis kelamin yang tidak sesuai dengan keinginan dan penampilanya tidak memenuhi konsep bayi ideal
orang tua. Anak adalah harapan orang tua dan buah cinta kasihnya, sehingga anak
diberikan perhatian dan perawatan yang maksimal.
e. Tidak menginginkan anak-anak kembar
Sekarangpun banyak orang dewasa yang
menganggap kelahiran banyak bayi menyerupai hewan atau menerima kepercayaan
tradisional bahwa anak-anak kembar mengalami nasib sebagai anak yang lemah
mental dan fisik. Orang-orang yakin bahwa anak-anak kembar menimbulkan banyak
pekerjaan bagi semua anggota keluarga dan takut pada biaya-biaya tambahan untuk
perawatan rumah sakit yang tidak dapat dihindarkan kalau bayi-bayi itu lahir
sebelum waktunya. Sikap-sikap kurang menyenangkan ini semakin diperbesar kalau
kondisi-kondisi setelah dilahirkan sama dengan kondisi-kondisi yang mereka
takutkan sebelum dilahirkan.
f. Gelisah tentang kelangsungan hidup bayi
Jika bayi
harus tinggal lebih lama di rumah sakit daripada biasanya dan harus di beri
perhatian khusus, orang tua jadi gelisah tentang kelangsungan kehidupan bayi. Jika bayi berhasil hidup orang tua
cendrung sangat melindungi padahal sikap terlalu protektif
ini dapat berkembang menjadi sikap yang tidak menyenangkan.
Kalau
tejadi komplikasi pada persalinan seperti pembedahan cesar, kelahiran premature
yang memerlukan perawatan khusus hingga harus lebih lama tinggal di rumah sakit
atau ada cacat bawaan yang tampak pada saat kelahiran, maka sikap orang tua
akan dibayangi kecemasan mengenai biaya yang tak terduga. Kecemasn ini
berpotensi menimbulkan ketegangan yang membawa sikap tidak menyenangkan terhadap bayinya.
Bila
janin diduga cacat dan ternyata lahir cacat, sikap orang tua akan di warnai
oleh kekecewaan dan kegelisahan tentang normal tidaknya bayi di masa datang
maupun biaya-biaya tambahan yang diakibatkanya.
g. Menginginkan pengguguran atau aborsi
Kalau bayi tidak dikehendaki apapun
alasannya, beberapa wanita berharap mereka akan mengalami aborsi atau
mereka merencanakan aborsi. Kalau kehidupan bayi yang sedang berkembang
diakhiri, baik karena keguguran atau melalui aborsi, wanita-wanita
seringkali merasa bersalah dan sikap kurang menyenangkan ini dilontarkan pada
semua anak yang dilahirkan kemudian. Kalau mereka menentang aborsi atau
kalau terjadi keguguran, mereka mungkin merasa bersalah dan mengungkapkan rasa
bersalah ini dengan melindungi dan sangat memanjakan anak yang tidak mereka
harapkan.
h. Penghinaan kepada anak
Sanak saudara, teman-teman keluarga dan
tetangga mungkin mempunyai sikap
yang kurang menyenangkan terhadap calon anak karena tidak sah, karena beberapa
noda pada kehidupan salah satu atau kedua orang tua, atau karena calon anak
merupakan hasil perkawinan ras yang berbeda. Akibatnya, orang tua menjadi
bersikap bertahan dan memperlakukan anak dengan dengan cara yang sangat
melindungi atau sangat memanjakan untuk mengimbangi sikap-sikap yang kurang
menyenangkan ini atau mereka mungkin menolak anak itu karena merasa malu.
3. KESIMPULAN
Anak adalah amanat
Allah ta'ala yang harus dirawat sebaik mungkin agar tumbuh optimal dan
menjadi anak yang beriman dan bertakwa. Oleh karena itu orang tua harus
menerima amanah itu dengan penuh keikhlasan
dan kesabaran. Penerimaan yang tulus ini akan menjadikan anak tumbuh dengan
baik dan mempunyai mental yang sehat.
Menjadi orang
tua bukanlah sesuatu yang mudah, akan tetapi melalui proses yang panjang. Bila
menghendaki anak misalnya, maka perlu dipersiapkan bagi kehamilan istri. Dan
kehamilan itu adalah urusan bersama dalam keluarga, bukan hanya urusan istri
saja.
Sikap orang tua yang tidak menyenangkan akan tercermin dalam perlakuannya terhadap bayi. Hubungan orang
tua dan bayi akan penuh dengan tekanan emosional. Pada akhirnya, sikap itu akan menghalangi
keberhasilan bayi untuk beadaptasi. Jadi sikap yang tidak menyenangkan dari orang yang
berarti mungkin dianggap merupakan kemungkinan bahaya psikologis yang paling
merusak bagi penyesuaian pribadi dan sosial seorang anak karena cenderung
menetap walaupun seringkali dinyatakan dalam bentuk terselubung, seperti
perhatian yang berlebihan.
Oleh karena itu, setiap calon
orang tua harus mempersiapkan segalanya untuk menyambut kehadirannya, dari
hal-hal yang dibutuhkan oleh sang bayi, maupun oleh calon orang tua itu
sendiri, yaitu ilmu pengetahuan tentang bagaimana cara mendidik anak dengan
baik dan benar.
4. DAFTAR PUSTAKA
Elizabeth B.
Hurlock, PSIKOLOGI PERKEMBANGAN Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan, Jakarta: ERLANGGA, 1990,
edisi kelima.
Dave M Dagum, Psikologi Keluarga, Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.